Fiuhhh....ini sulit sekali. Mengambil keputusan untuk kondisi sekarang adalah suatu hal yang sulit untuk dilakukan sekarang. Kenapa? Karena sekarang saya tidak mengambil keputusan untuk saya sendiri, tapi saya mengambil keputusan untuk 2 orang lainnya, artinya saya harus mempertimbangkan tiga kepala dalam mengambil satu keputusan.
----
Hari rabu kemarin, saya mengikuti tes untuk sekolah, program magister yang sama sekali tidak berhubungan dengan pekerjaan yang saya lakukan sekarang walau sedikit banyak agak bersinggungan dengan kuliah yang telah saya selesaikan 5 tahun yang lalu. Saya ikut serta karena tertarik dengan judul program studinya yang bertajuk 'defence study'.
What kind of animal is that?
Alangkah menyenangkannya belajar sesuatu yang baru, tidak harus membayar karena berbentuk beasiswa dan sedikit embel-embel master di belakang nama, yang saya yakin tidak akan saya simpan di belakang kartu nama tetapi akan saya simpan dalam curriculum vitae saya. Walau bagaimanapun saya sangat ingin bersekolah lagi setelah 5 tahun bekerja.
----
"Dini baru baca dari buku, terus ado doa yang ancak. Tuk iyan jo Kak Millie : Ya Allah Yang Maha Pemberi Nikmat, nikmatkanlah kami dengan buah hati yang sehat jasmani dan ruhaninya, buah hati yang taat kepada-Mu, Rasul-Mu, juga kepada Ayah Ibunya. Karuniakanlah buah hati yang berjiwa besar dengan keikhlasan dan kekuatan sebagai manusia yang kan banyak memberikan manfaat kepada sesama.."
Pesan pendek ini masuk ke telepon genggamku, kamis malam hari, beberapa jam setelah kabar gembira saya terima yang menyatakan bahwa saya berhasil mendapatkan beasiswa itu. Beasiswa untuk sekolah yang jumlahnya saya tak tahu berapa pasti, tapi minimal berharga kira-kira 25 juta rupiah dan beasiswa untuk akomodasi yang berjumlah kurang lebih 25 juta rupiah (yang setara dengan kurang lebih 700 ribu rupiah sebulan). Suatu jumlah yang besar bagi saya sendiri, karena saya sadar bahwa dengan pendapatan saya sekarang, saya tidak mungkin untuk mengambil sekolah dengan menggunakan biaya sendiri.
----
Pesan pendek! Pendek saja, seperti kalimat seru yang memang pendek saja, bahwa selain saya mengharapkan anak yang sehat jasmani, sayapun masih mengharapkan dia lahir dengan ruhani yang sehat. Bagian belakangnya semakin mengingatkan saya...
Duh Allah, Yang Maha Mengetahui Yang Terbaik untuk hamba-Nya, apakah saya mungkin mewujudkan do'a adik saya ini yang juga adalah do'a saya, bila saya mengambil keputusan yang salah????
----
damn it!!!!
----
Hari rabu kemarin, saya mengikuti tes untuk sekolah, program magister yang sama sekali tidak berhubungan dengan pekerjaan yang saya lakukan sekarang walau sedikit banyak agak bersinggungan dengan kuliah yang telah saya selesaikan 5 tahun yang lalu. Saya ikut serta karena tertarik dengan judul program studinya yang bertajuk 'defence study'.
What kind of animal is that?
Alangkah menyenangkannya belajar sesuatu yang baru, tidak harus membayar karena berbentuk beasiswa dan sedikit embel-embel master di belakang nama, yang saya yakin tidak akan saya simpan di belakang kartu nama tetapi akan saya simpan dalam curriculum vitae saya. Walau bagaimanapun saya sangat ingin bersekolah lagi setelah 5 tahun bekerja.
----
"Dini baru baca dari buku, terus ado doa yang ancak. Tuk iyan jo Kak Millie : Ya Allah Yang Maha Pemberi Nikmat, nikmatkanlah kami dengan buah hati yang sehat jasmani dan ruhaninya, buah hati yang taat kepada-Mu, Rasul-Mu, juga kepada Ayah Ibunya. Karuniakanlah buah hati yang berjiwa besar dengan keikhlasan dan kekuatan sebagai manusia yang kan banyak memberikan manfaat kepada sesama.."
Pesan pendek ini masuk ke telepon genggamku, kamis malam hari, beberapa jam setelah kabar gembira saya terima yang menyatakan bahwa saya berhasil mendapatkan beasiswa itu. Beasiswa untuk sekolah yang jumlahnya saya tak tahu berapa pasti, tapi minimal berharga kira-kira 25 juta rupiah dan beasiswa untuk akomodasi yang berjumlah kurang lebih 25 juta rupiah (yang setara dengan kurang lebih 700 ribu rupiah sebulan). Suatu jumlah yang besar bagi saya sendiri, karena saya sadar bahwa dengan pendapatan saya sekarang, saya tidak mungkin untuk mengambil sekolah dengan menggunakan biaya sendiri.
----
Pesan pendek! Pendek saja, seperti kalimat seru yang memang pendek saja, bahwa selain saya mengharapkan anak yang sehat jasmani, sayapun masih mengharapkan dia lahir dengan ruhani yang sehat. Bagian belakangnya semakin mengingatkan saya...
Duh Allah, Yang Maha Mengetahui Yang Terbaik untuk hamba-Nya, apakah saya mungkin mewujudkan do'a adik saya ini yang juga adalah do'a saya, bila saya mengambil keputusan yang salah????
----
damn it!!!!
1 Comments:
Selamat, Bang. Semoga selalu dihadiahi jalan lurus oleh-Nya...
Post a Comment
<< Home