Wednesday, December 10, 2003

hari ini, 10 desember. hak asasi manusia mendapatkan tempat yang layak dalam perayaannya hari ini, sebagian besar orang langsung ingat saat disebut 10 desembar hari apa. saat semua orang gempita tentang hak asasi manusia hari ini, ada segelintir orang yang juga merayakan sesuatu hari ini. merekalah orang-orang yang tidak diberi keberuntungan fisik yang lengkap oleh Tuhan.



"...waduh, kok gak cukup ya?? gimana caranya saya lewatin ini??" udin celingak celinguk cari jalan. akhirnya dia putar balik haluan, dia mencondongkan badannya ke belakang, roda besar yang menopangnya ditahan menggunakan tangan agar tidak bergerak kemudian dengan sekali sentakan dia membuat putaran...suing, kursi roda itupun berbalik 180 derajat.

udin, pria tengah baya yang sebagian besar masa kanak hingga remajanya dihabiskan di YPAC jalan hang lekiu memutar roda pemutar kursinya santai...tak terburu-buru walau siang itu matahari menebar hawa panas dan lembab. "mau hujan kayaknya nih yung...sumu' ". kakinya tak bisa berfungsi sejak dia berusia 10 tahun. ukurannya mengecil.... "saya kecelakaan yung, tulang bagian belakang saya patah" cenungnya, walau matanya tetap bersinar tegar...

Srrr...srrr, tangannya yang terlihat lebih kekar agak kontras dengan ukuran kakinya yang kecil..mereka terkulai. mungkin karena itulah kaki kecilnya terkadang ditumpangkan di atas pahanya saat dia sedang mengayuh kursi rodanya.

"ah, toiletnya gak ada yang duduk..adanya cuma yang jongkok!?" dia dorong badannya ke ujung depan kursi penopang aksesibilitas-nya. tangannya merogoh sesuatu didalam sakunya. "udah standar nih yung kemana-mana saya selalu membawa plastik ini, jaga-jaga pas kebelet dan ternyata si toilet swalayan ini gak nyediain wece jongkok yang ramah bagi penderita cacat seperti saya..". lima, enam lembar platik bening ukuran seperempat liter selalu dibawanya di tas coklatnya yang juga berfungsi sekaligus sebagai bantalan dudukan kursi rodanya yang terbuat dari kanvas kasar.

"kebayang gak yung, bagaimana kejadiannya kalau yang cacat seperti saya ini adalah perempuan?!"...saya langsung tercenung...sama sekali tak pernah terbayang oleh saya, bagaimanakah caranya???

sementara saya masih berpikir, udin sedang menggoyang-goyangkan plastiknya di atas lubang wece jongkok itu...memastikan tiada sisa air kencingnya yang masih menempel di plastik pelindungnya dari penyakit ginjal...

0 Comments:

Post a Comment

<< Home