Sunday, December 26, 2004

dua dunia, saya dan dia.

dunia kami jelas berbeda. umur kamipun layaknya seorang bapak dengan anaknya. saat saya masih menyusu pada botol dia sudah melanjutkan sekolahnya ke tingkat di atas sarjana. luar negeri pula.

dia baru saja menyelesaikan dubbing narasi untuk program yang saya produseri. tadi saya yang mengesetkan mic berselotip itu dan mengeteskannya serta membuatkan satu project khusus untuk merekam suaranya. seinheisser seharga 3 juta ditambah macky 8 channel yang berharga entah berapa itu merekamkan suaranya. mungkin karena telah berumur atau mungkin karena capai dan dingin suaranya terdengar serak.

dunia kami jelas berbeda. selesai merekam suaranya, dia mengajak saya untuk makan bersama. matanya telah capai sepertinya, begitu pula raut mukanya. tapi dia terasa memaksa. mungkin karena dia ingin berbincang saja saya kira. tapi ternyata terkaan saya salah duga. sepertinya memang dia ingin saja mengajak makan setelah menemaninya merekam suara. saya tak mengharap apa-apa sejak semula karena itu adalah tugas dari petinggi saya.

lumpia ayam dan udang batok saya pesan bersama segelas capucino hangat dan kemudian ditambah teh botol dingin. sementara dia memesan seafood komplit, ceker dan ditambah siomay serta satu poci teh hangat..ditambah sebotol fresh tea, untuk menyeka jalannya makanannya. kenyang rasanya dan terasa tak begitu nikmat saya jadinya. karena dunia kami jelas berbeda.

dia telah lebih terbiasa menyantap makanannya di tempat-tempat yang tak meriah seperti yang saya usulkan tadi. dia satu-satunya orang yang telah tua ditengah kerumunan orang-orang muda berpasangan yang dari tempat makan akan melanjutkan tetirahnya ke gemerlapnya malam dunia..berdansa dan bercanda.

katanya makin lama umurnya makin malam dia pulan bekerja. "dulu saya masuk jam 9 dan telah bisa pulang jam 5" di kota pelajar pula, ditengah pulau jawa. "dulu saya sempat merasa paling kaya saat bekerja untuk anak petinggi negara" sekarang tidak seperti itu lagi rasanya. mungkin karena pemiliknya pun berbeda. mungkin karena memang usianya sekarang bukan pada jayanya.

tapi tetap saja, salut saya padanya. gayanya yang sederhana saja tak menandakan seorang bergajikan 3 angka di depan 6 angka nolnya, itu perkiraan gajinya menurut saya. karena dia tetap saja berencana untuk mengunjungi gunung dan bukit tempat berdirinya menara pemancar televisinya. tempat pekerja dibawahnya menyendiri memastikan gelombang hiburan terpancar dengan sempurna. "saya akan menyetir sendiri, menginap disana bersama istri dan anak saya. cirebon, tegal,purwokerto, bandung dan kembali lagi jakarta"

terimakasih atas waktunya. saya menyanjung anda yang masih sangat mau membantu tugas yang dibebankan kepasa saya. mudah-mudahan hasilnya seprti yang dikira.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home