saya coba mengenang mereka yang mati. mereka yang mati karena pilihan mereka bekerja.
innalillahi wa inna illaihi rojiun...saya ucap berkali-kali. Setelah Mus, Pak Nazar dan terakhir Bang Ersa.
Ini sebagian email tentang Pak Nazar
Sat Dec 13, 2003 10:08 pm
Teman-teman.
Telah meninggal dunia Munajar, driver tim liputan trans tv selama ini di Aceh. Tanggal 7 Desember kemarin keluarga sudah kehilangan kontak dengan Pak Najar, dan sore tadi (13/12) jenazahnya ditemukan di tepi sungai Krueng Mane (menjelang Lhokseumawe dari arah Bireun).
Jenazah Pak Najar sampai Sabtu malam masih berada di RS Cut Meutia, Bukit Rata, Lhokseumawe. Rencananya pukul 22.00 dijemput keluarga ke Banda Aceh.
Pak Najar akan di semayamkan di rumah keluarganya di Blang Bintang, Banda Aceh. Apabila ingin menghubungi keluarganya bisa melalui nomor 0811680286 dengan Pak Muhammad – kakak Pak Najar.
Mungkin kita bisa koordinasikan sumbangan untuk keluarganya, dan semoga yang ditinggal tabah.
Anyway…
del./
Sun Dec 14, 2003 12:49 am
Sore ini (13/12) saya mendengar kabar mengejutkan dari Delvi, bahwa Pak Nazar tewas dan mayatnya ditemukan disudut kampung dekat Lhoksumawe.
Sekujur tubuh korban penuh luka siksaan berat. Satu cara eksekusi khas yang kerap ditemui di Aceh. (sebuah cara mati yang memuakan dan menjadi “tradisi panjang� dalam kasus penculikan seperti ini di Aceh)
Pak Nazar adalah sopir mobil rental yang kerap saya/ kami pakai. Banyak wartawan lain juga memakai dia.
Siapapun yang kerap mondar mandir di Aceh, pasti akan tau siapa dia, minimal kenal muka dan pernah disapa dengan senyum malu malunya.
Secara pribadi saya “berhutang� terimakasih karena dia banyak membantu dan mengawasi “anak anak�
selama di Aceh. Keselamatan kami, atau teman teman karena dia, si sopir yang kita kenal dengan baik dan terampil dilapangan. Sopir yg terpercaya, adalah langkah sempurna pertama ketika kami masuk satu area.
Satu hari setelah seminggu lebih di Aceh saya berpisah diairport Banda Aceh, waktu itu dia bilang, dia ingin punya armada mobil rental sendiri. Sekarang dia sedang mengumpulkan uang. Saya tertawa dan melambaikan tangan perpisahan sambil berteriak: titip anak anak saya, Pak!
Saya merasakan kehilangan. Seperti juga teman teman yang pernah bersama dia dimasa lalu.
Musibah ini mungkin, karena dia melupakan hal penting, yakni di Aceh jangan punya patron, jangan mudah ditebak bergerak kemana dan jangan percaya siapapun. Menyepelekan hal seperti itu bisa berujung pada penculikan, siksaan atau mungkin dibantai disatu sudut jalan.
PS: baru empat hari silam saya menggoreng dendeng Aceh, oleh oleh dari dia. Sambil makan itu, saya teringat ketika dia mengajak saya mampir dirumahnya dan menyeruput kopi dikedai depan rumahnya……..
Gua engga ada nyali bicara dengan istrinya atau kakaknya. Gua engga akan tahan mendengar dia menangis, sementara gua masih kesal dengan cara dia di eksekusi macam kambing gitu.
/HSG
Sunday, December 14, 2003 6:41 AM
Ketika tidak ada yang berani mengantarkan kami ke lhokseumawe dari banda aceh...almarhum dengan senyumnya yang khas menyanggupi. Ketika ketakutan menyelimuti ,...almarhum memberikan ketenangan
dengan mengatakan "tenang aja ...aman...aman..." Masih terngiang di telinga ketika almarhum berkata "bila ajal menjelang , jangankan di daerah konflik seperti aceh ...di tempat tidur pun kita akan meninggal..." Semoga Alm.Pak Munazar mendapatkan tempat yang mulia di "sana"...
.....saya yang pernah di "kawal" oleh pak Nazar di tengah-tengah ketakutan.......
--y a y a n--
Mon Dec 15, 2003 10:09 am
segelas kopi di suatu sore di aceh besar,
setiap check point yang kita lewatin...
senyuman di masjid raya....
setiap semangat dan ketenangan yang yang dihembuskan.....tanpa satupun letusan
ratusan kilometer bulak balik banda-lhok.....
selamat jalan bang nazar.....
doa kami untukmu,....untuk setiap detik kenangan itu...
- d e y n a -
Tue Dec 16, 2003 10:10 pm
mohon kesediaan teman-teman news...mensedekahkan sedikit uang anda ke kotak dana duka untuk almarhum pak Nazar. Kami akan teruskan amalan teman-teman ke istri almarhum dalam pekan ini juga
trima kasih......
senyum canda……tatapan mata khas Munazar disela-sela kontak senjata, almarhum tetap berusaha menyamankan kami (para jurnalis) untuk memberikan rasa “aman� namun takdir berkata lain: ia tak kuasa meyakinkan dirinya sendiri di depan istri dan seorang putri semata wayangnya…..
--m u f t i--
Wed Dec 17, 2003 6:58 pm
pertama kali menginjakan kaki ke bumi rencong, jujur aja, waktu itu aku agak 'gemeter'. Tapi dengan
senyumannya, bang Nazar bilang "tenang aja, aman koq". Memang, selama pengalaman di Aceh, bang Nazar selalu berusaha membuat keadaan nyaman dan aman. Di tempat yang begitu keras, mungkinkah aku bisa bertemu dengan pribadi orang sehebat dan sehangat itu??
pertama kali diberitahu kabar duka ini, aku cuma bisa diam... terus memandangi foto2 saat bersama bang
Nazar.. betapa ingin gw dateng ke Aceh, lalu berdoa di pusara... gw bener2 kehilangan...
--iwan hermawan--
Mon, 15 Dec 2003 18:36:12 -0800
ketika aku ditugaskan kembali ke aceh, lebaran lalu, pertama kali aku teringat senyuman, tepukan, dan tipannya bang Nazar. Benar, belum sempat aku dan niki menyentuh tas bagasi, pundakku ditepuk oleh almarhum, dengan dibarengi senyuman khasnya.
Itulah Bang Nazar, tambun tapi gesit, justru dengan gayanya itulah aku terselamatkan dari kejaran aparat tahun lalu. Pada lebaran lalu itu pun, almarhum kembali menyelamatkan aku dan niki dari kelaparan, dengan mengajak kami makan lebaran di rumahnya (semua warung makan tutup).
Namun pertemuan yang berkesan adalah, ketika kami meninggalkan Aceh, ntah mengapa kami berpelukan dengan Bang Nazar, dan aku berjanji akan bertemu kembali tahun depan. Tapi Tuhan berkata lain, ternyata pertemuan itu adalah yang terakhir bagi aku dengan Bang Nazar.
SELAMAT JALAN BANG NAZAR......DAN...TERIMA KASIH BANYAK
--arya pandora--
Thu Dec 18, 2003 10:16 pm
terima kasih atas keikhlasan bapak, ibu produser dan teman-teman semua....dana duka untuk alm. pak Nazar telah terkumpul Rp. 1.400.000,00. Insya 4ll uang tersebut segera akan kami sampaikan kepada ahli waris almarhum....semoga amalan teman-teman mendapat pahala disisi-Nya, amiiinnnn
innalillahi wa inna illaihi rojiun...saya ucap berkali-kali. Setelah Mus, Pak Nazar dan terakhir Bang Ersa.
Ini sebagian email tentang Pak Nazar
Sat Dec 13, 2003 10:08 pm
Teman-teman.
Telah meninggal dunia Munajar, driver tim liputan trans tv selama ini di Aceh. Tanggal 7 Desember kemarin keluarga sudah kehilangan kontak dengan Pak Najar, dan sore tadi (13/12) jenazahnya ditemukan di tepi sungai Krueng Mane (menjelang Lhokseumawe dari arah Bireun).
Jenazah Pak Najar sampai Sabtu malam masih berada di RS Cut Meutia, Bukit Rata, Lhokseumawe. Rencananya pukul 22.00 dijemput keluarga ke Banda Aceh.
Pak Najar akan di semayamkan di rumah keluarganya di Blang Bintang, Banda Aceh. Apabila ingin menghubungi keluarganya bisa melalui nomor 0811680286 dengan Pak Muhammad – kakak Pak Najar.
Mungkin kita bisa koordinasikan sumbangan untuk keluarganya, dan semoga yang ditinggal tabah.
Anyway…
del./
Sun Dec 14, 2003 12:49 am
Sore ini (13/12) saya mendengar kabar mengejutkan dari Delvi, bahwa Pak Nazar tewas dan mayatnya ditemukan disudut kampung dekat Lhoksumawe.
Sekujur tubuh korban penuh luka siksaan berat. Satu cara eksekusi khas yang kerap ditemui di Aceh. (sebuah cara mati yang memuakan dan menjadi “tradisi panjang� dalam kasus penculikan seperti ini di Aceh)
Pak Nazar adalah sopir mobil rental yang kerap saya/ kami pakai. Banyak wartawan lain juga memakai dia.
Siapapun yang kerap mondar mandir di Aceh, pasti akan tau siapa dia, minimal kenal muka dan pernah disapa dengan senyum malu malunya.
Secara pribadi saya “berhutang� terimakasih karena dia banyak membantu dan mengawasi “anak anak�
selama di Aceh. Keselamatan kami, atau teman teman karena dia, si sopir yang kita kenal dengan baik dan terampil dilapangan. Sopir yg terpercaya, adalah langkah sempurna pertama ketika kami masuk satu area.
Satu hari setelah seminggu lebih di Aceh saya berpisah diairport Banda Aceh, waktu itu dia bilang, dia ingin punya armada mobil rental sendiri. Sekarang dia sedang mengumpulkan uang. Saya tertawa dan melambaikan tangan perpisahan sambil berteriak: titip anak anak saya, Pak!
Saya merasakan kehilangan. Seperti juga teman teman yang pernah bersama dia dimasa lalu.
Musibah ini mungkin, karena dia melupakan hal penting, yakni di Aceh jangan punya patron, jangan mudah ditebak bergerak kemana dan jangan percaya siapapun. Menyepelekan hal seperti itu bisa berujung pada penculikan, siksaan atau mungkin dibantai disatu sudut jalan.
PS: baru empat hari silam saya menggoreng dendeng Aceh, oleh oleh dari dia. Sambil makan itu, saya teringat ketika dia mengajak saya mampir dirumahnya dan menyeruput kopi dikedai depan rumahnya……..
Gua engga ada nyali bicara dengan istrinya atau kakaknya. Gua engga akan tahan mendengar dia menangis, sementara gua masih kesal dengan cara dia di eksekusi macam kambing gitu.
/HSG
Sunday, December 14, 2003 6:41 AM
Ketika tidak ada yang berani mengantarkan kami ke lhokseumawe dari banda aceh...almarhum dengan senyumnya yang khas menyanggupi. Ketika ketakutan menyelimuti ,...almarhum memberikan ketenangan
dengan mengatakan "tenang aja ...aman...aman..." Masih terngiang di telinga ketika almarhum berkata "bila ajal menjelang , jangankan di daerah konflik seperti aceh ...di tempat tidur pun kita akan meninggal..." Semoga Alm.Pak Munazar mendapatkan tempat yang mulia di "sana"...
.....saya yang pernah di "kawal" oleh pak Nazar di tengah-tengah ketakutan.......
--y a y a n--
Mon Dec 15, 2003 10:09 am
segelas kopi di suatu sore di aceh besar,
setiap check point yang kita lewatin...
senyuman di masjid raya....
setiap semangat dan ketenangan yang yang dihembuskan.....tanpa satupun letusan
ratusan kilometer bulak balik banda-lhok.....
selamat jalan bang nazar.....
doa kami untukmu,....untuk setiap detik kenangan itu...
- d e y n a -
Tue Dec 16, 2003 10:10 pm
mohon kesediaan teman-teman news...mensedekahkan sedikit uang anda ke kotak dana duka untuk almarhum pak Nazar. Kami akan teruskan amalan teman-teman ke istri almarhum dalam pekan ini juga
trima kasih......
senyum canda……tatapan mata khas Munazar disela-sela kontak senjata, almarhum tetap berusaha menyamankan kami (para jurnalis) untuk memberikan rasa “aman� namun takdir berkata lain: ia tak kuasa meyakinkan dirinya sendiri di depan istri dan seorang putri semata wayangnya…..
--m u f t i--
Wed Dec 17, 2003 6:58 pm
pertama kali menginjakan kaki ke bumi rencong, jujur aja, waktu itu aku agak 'gemeter'. Tapi dengan
senyumannya, bang Nazar bilang "tenang aja, aman koq". Memang, selama pengalaman di Aceh, bang Nazar selalu berusaha membuat keadaan nyaman dan aman. Di tempat yang begitu keras, mungkinkah aku bisa bertemu dengan pribadi orang sehebat dan sehangat itu??
pertama kali diberitahu kabar duka ini, aku cuma bisa diam... terus memandangi foto2 saat bersama bang
Nazar.. betapa ingin gw dateng ke Aceh, lalu berdoa di pusara... gw bener2 kehilangan...
--iwan hermawan--
Mon, 15 Dec 2003 18:36:12 -0800
ketika aku ditugaskan kembali ke aceh, lebaran lalu, pertama kali aku teringat senyuman, tepukan, dan tipannya bang Nazar. Benar, belum sempat aku dan niki menyentuh tas bagasi, pundakku ditepuk oleh almarhum, dengan dibarengi senyuman khasnya.
Itulah Bang Nazar, tambun tapi gesit, justru dengan gayanya itulah aku terselamatkan dari kejaran aparat tahun lalu. Pada lebaran lalu itu pun, almarhum kembali menyelamatkan aku dan niki dari kelaparan, dengan mengajak kami makan lebaran di rumahnya (semua warung makan tutup).
Namun pertemuan yang berkesan adalah, ketika kami meninggalkan Aceh, ntah mengapa kami berpelukan dengan Bang Nazar, dan aku berjanji akan bertemu kembali tahun depan. Tapi Tuhan berkata lain, ternyata pertemuan itu adalah yang terakhir bagi aku dengan Bang Nazar.
SELAMAT JALAN BANG NAZAR......DAN...TERIMA KASIH BANYAK
--arya pandora--
Thu Dec 18, 2003 10:16 pm
terima kasih atas keikhlasan bapak, ibu produser dan teman-teman semua....dana duka untuk alm. pak Nazar telah terkumpul Rp. 1.400.000,00. Insya 4ll uang tersebut segera akan kami sampaikan kepada ahli waris almarhum....semoga amalan teman-teman mendapat pahala disisi-Nya, amiiinnnn
0 Comments:
Post a Comment
<< Home